Bahaya Menyimpan Obat Di Kulkas?
Menyimpan Obat sehabis dipakai tentu harus diperhatikan. Karena apabila salah dapat merusak fungsi obat itu sendiri. Di setiap kemasan obat, biasanya ada petunjuk pemakaian, tetapi juga penyimpanan obat. Dan petunjuk inilah yang harus anda ikuti biar penggunaan dan penyimpanan tetap aman.
dr J Hudyono MS, SpOk, MFPM, selaku Staf Clinical Research Supporting Unit (CRSU) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, bahwa penyimpanan obat yang salah dapat merusak fungsi obat. Sebagai contoh, menyimpan sisa obat sirup di dalam kulkas.
Penyimpanan obat terutama dalam waktu yang lama, biasanya dilakukan ketika sakit sudah sembuh, dan sayang untuk dibuang. Banyak orang dan mungkin termasuk anda, menganggap bahwa menyimpan di kulkas merupakan cara yang aman. Padahal menyimpan obat di kulkas, tidak disarankan alasannya yaitu suhu di bawah 8 derajat akan menciptakan obat dalam bentuk sirup menggumpal. Kaprikornus untuk obat sirup atau cair cukup disimpan di suhu ruangan, dan biasanya dilarang dipakai lagi sehabis 1 bulan dibuka.
Obat tablet atau kapsul juga harus disimpan sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. Umumnya tidak di daerah yang lembab, suhu tinggi atau panas, dan dilarang disimpan pada suhu terlalu dingin. Menyimpanan obat di kulkas tidak akan memperpanjang usia pemakaian obat. Bahkan penyimpanan yang salah atau tidak sesuai proposal justru dapat mengurangi keefektifan obat dalam menyembuhkan penyakit.
Perlu anda ketahui bahwa Obat sangat sensitif terhadap perubahan suhu, jikalau penyimpanan tidak sesuai akan mempercepat kerusakan obat itu sendiri. Penyimpanan obat yang tidak benar ini biasanya juga terjadi pada distribusi obat palsu maupun ilegal. Misalnya, Obat disimpan usang di dalam bagasi kendaraan beroda empat yang tentu memiliki suhu panas sampai hasilnya rusak.
Sebaiknya, obat tidak disimpan terlalu usang alasannya yaitu ada masa kedaluwarsanya terutama obat cair yang sudah dibuka. Untuk sisa obat antibiotik tidak dianjurkan untuk disimpan di rumah, alasannya yaitu pemakaian antibiotik harus sesuai resep dokter. Hal ini dikarenakan apabila sering memakai antibiotik yang disimpan di rumah dan ternyata kualitasnya sudah menurun, maka pasien berisiko mengalami resistensi antibiotik.
Ringkasan:
dr J Hudyono MS, SpOk, MFPM, selaku Staf Clinical Research Supporting Unit (CRSU) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, bahwa penyimpanan obat yang salah dapat merusak fungsi obat. Sebagai contoh, menyimpan sisa obat sirup di dalam kulkas.
Penyimpanan obat terutama dalam waktu yang lama, biasanya dilakukan ketika sakit sudah sembuh, dan sayang untuk dibuang. Banyak orang dan mungkin termasuk anda, menganggap bahwa menyimpan di kulkas merupakan cara yang aman. Padahal menyimpan obat di kulkas, tidak disarankan alasannya yaitu suhu di bawah 8 derajat akan menciptakan obat dalam bentuk sirup menggumpal. Kaprikornus untuk obat sirup atau cair cukup disimpan di suhu ruangan, dan biasanya dilarang dipakai lagi sehabis 1 bulan dibuka.
Obat tablet atau kapsul juga harus disimpan sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. Umumnya tidak di daerah yang lembab, suhu tinggi atau panas, dan dilarang disimpan pada suhu terlalu dingin. Menyimpanan obat di kulkas tidak akan memperpanjang usia pemakaian obat. Bahkan penyimpanan yang salah atau tidak sesuai proposal justru dapat mengurangi keefektifan obat dalam menyembuhkan penyakit.
Perlu anda ketahui bahwa Obat sangat sensitif terhadap perubahan suhu, jikalau penyimpanan tidak sesuai akan mempercepat kerusakan obat itu sendiri. Penyimpanan obat yang tidak benar ini biasanya juga terjadi pada distribusi obat palsu maupun ilegal. Misalnya, Obat disimpan usang di dalam bagasi kendaraan beroda empat yang tentu memiliki suhu panas sampai hasilnya rusak.
Sebaiknya, obat tidak disimpan terlalu usang alasannya yaitu ada masa kedaluwarsanya terutama obat cair yang sudah dibuka. Untuk sisa obat antibiotik tidak dianjurkan untuk disimpan di rumah, alasannya yaitu pemakaian antibiotik harus sesuai resep dokter. Hal ini dikarenakan apabila sering memakai antibiotik yang disimpan di rumah dan ternyata kualitasnya sudah menurun, maka pasien berisiko mengalami resistensi antibiotik.
Ringkasan:
- Menyimpan Obat yang tidak sempurna dapat mempercepat kerusakan obat dan berbahaya untuk digunakan,
- Petunjuk menyimpan obat sebaiknya sesuai dengan petunjuk yang telah ada di setiap kemasan obat,
- Sisa obat yang sudah usang terutama obat dalam bentuk cair dan antibiotik dilarang dipakai secara sembarangan.
Comments
Post a Comment